Kamis, 21 November 2013

Payung

PAYUNG

Dalam perjalanan kota metropolitan ini, cuaca cukup bersahabat tapi rasa jemuh dan bosan terus saja menghantui pikiran ini bahkan lebih dari sekedar itu, dengan terus memacu roda kendaraan yang terus mengilas aspal.

lima belas menit kemudian tiba juga aku di sebuah taman, tak ada janji dengan siapapun bahkan tak ada keharusan pasti aku harus berbuat apa di taman ini, yang kutahu adalah aku merasa haus dan letih saja dari tadi memacu kendaraan.

Ku parkir sejenak untuk menuju pedagang asongan, setelah hilang rasa dahaga dengan meneguk air mineral lalu kubuka tas ransel ku dengan membuka laptop yang terus setia menemaniku kini, setelah pena dan buku yang dulu menemaniku. ku duduk sebelah utara dari pedagang asongan yang terlihat hanya bangunan megah dan kokoh hampir setengah jam bermain dengan laptop barulah aku menghirup udara segar yang berhembus di sekitar taman tersebut.dan baru menyadari keadaan taman tersebut tampak biasa saja tapi ada yang sedikit berbeda kalau di perhatikan lebih seksama yakni payung yang berada di setiap pedagang asongan begitu pula dengan payung yang berada di sekitar taman tersebut yakni bentuknya tidak setengah lingkaran tidak juga simetris segi lima atau bisa di bilang prisma tapi bentuknya bujur sangkar begitu dan warnanya ada dua Merah dan Putih, Merah masih nampak jelas dan Putih nampak kusam sangat, seperti warna bendera kitalah tapi bendera kita warna tetap terlihat cerah dan tampak terawat tidak seperti payung yang ada di sekitar taman ini, aneh saja jika memandangnya secara menyeluruh mengapa taman ini memiliki hiasan yang tak terawat padahal warnanya saja sudah memberikan arti tersendiri buat yang memandang dan memperhatikan.

Tak ambil pusing KU beranjak dan membenahkan semua perabotan yang keluar dari ransel ke sayanganku dan mulai keliling taman dan memotret taman tersebut dengan mengunakan handphone berkamera standar nasional gitu, ternyata semua aktifitas yang aku laksanakan tak juga menghalau rasa jemuh dan bosan yang terus bergelantungan pada diri ini.

Dari arah yang berlawan menuju tempat parkir kendaraan ada satu yang berbeda pada payung yang ku perhatikan bukan karena bentuk atau warna tapi ada tulisan yang berbunyi " Kau Warna dan Bentuk berupa Bendera Negri Ini Tapi Sayang Nasib MU Tak Sehebat Negri Ini".

Gila ku pikir tulisan itu tapi ada sejuta makna yang tersirat dan tersembunyi dari kalimat tersebut, yang kutahu sekarang adalah kita MERDEKA tapi TERJAJAH begitu lah orang berujar sekarang.

Dengan terus berjalan menuju tempat parkir tersebut dan juga memotret Payung tersebut dan kembali berpacu dengan kerasnya aspal di sepanjang perjalanan hari ini tidak lupa pula membayar parkir kendaraan.


@ardar

"teruslah berkarya untuk negri ini walau kau tak tahu kapan bisa menikmatinya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar