Saat Rindu Itu Menepi
Berlari mengejar
waktu yang terus berpacu dengan cepat, angin pun malas berhembus di siang yang
cukup membasahi kaos yang menutupi badan ini. Kau tinggalkan semua kenangan
yang pernah kita jalani bersama tanpa pernah sekalipun kau hadir dalam setiap
langkah kehidupan ku kembali. Dan kenapa
waktu harus mempertemukan kita disaat
semua sudah tidak sama dengan yang dulu.
Hampa terasa
semua ini walau ku mampu menghadapi terpaan angin yang kencang sekalipun
sedangkan waktu terus berpacu dengan rasa kerinduan yang terhempas dengan
kebencian bahkan rindu itu sirna dengan hembusan angin.
Berlari mengejar
mimpi yang cukup lama meninggalkan bahkan jauh tertinggal di belakang garis
start, mencoba bangkit dan terus mengejar apa yang selama ini menjadi impian
walau ternyata semua belum juga mampu merubah apa yang sudah meninggalkan
selama ini.
Sekali lagi
belajar tentang keadaan bagaimana rasanya di tinggal untuk mampu menerima semua
perjalanan hidup dan kenyataan bawa kita ini hanya pion yang di atur oleh sang
Maha pemilik bahkan kalau bisa meminta kita mungkin akan berharap bolehkah
waktu itu kembali lagi.
Tapi semua
kerinduan yang ku punya dan kumiliki sekarang ini hanya bagian kecil dari rasa
yang terbuang selama ini, semua impian yang ku coba raih kembali rasanya akan
semakin habis dimakan umur dan raga ini yang semakin keriput.
Seiring senja dan
mulai tenggelamnya matahari masih terselip kata bahwa kenyataan sesungguhnya
Rindu itu masih tetap menyelimuti walau hanya bagian tepi dari raga dan jasad
ini.
@ardar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar