Jumat, 18 Mei 2018

Hidup yang semakin Sulit ATAU Kita yang mulai menjauh dari AGAMA


EDISI : SAAT REALITA HIDUP MULAI SINGGAH

HIDUP YANG SEMAKIN SULIT ATAU KITA YANG MULAI MENJAUH DARI AGAMA


Fakta yang sulit untuk dibantah karena kenyataan memang berbicara demikian, beberapa kalangan merasakan hal itu. Harga-harga terus merangkak naik, kebutuhan-kebutuhan hidup semakin mahal bahkan terkadang langka. Lapangan pekerjaan semakin sempit kerena diperebutkan oleh banyak orang, sudah sempit yang menginginkannya banyak lagi, mencari uang tidak mudah, giliran dapat, uang di tangan, dengan mudah ia melayang karena harus dipakai untuk menutupi ini dan itu.


Penulis tidak membeberkan fakta lapangan dalam hal ini karena pembaca bisa melihat atau mendengar sendiri secara langsung. Penulis juga tidak akan mengulas masalah ini dengan kaca mata ekonomi, karena penulis bukan seorang ekonom. Yang paling penting bagi Penulis secara pribadi sebagai muslim dan untuk pembaca adalah mengkaji masalah ini dari sudut pandang agama. Mengapa sampai terjadi seperti ini?. Apa jawabannya ditilik dari sudut pandang agama?. Sebagai seorang muslim, sudut pandang agama dalam menimbang sesuatu adalah lebih penting daripada yang lain, perkara yang lain hanyalah akibat atau imbas dari sudut ini.


Dari sisi pandang agama, penulis melihat kesulitan hidup yang menimpa bisa terjadi karena berbagai macam sebab, di antaranya:

Minim Takwa

Takwa berarti menjaga diri dari azab Allah dengan menaati-Nya. Karena orang yang bertakwa adalah orang yang dekat kepada Allah, mempunyai kedudukan tinggi di hadapan-Nya, memiliki derajat terhormat di mata-Nya, maka tidak mengherankan jika Allah SWT care (memperhatikan) kepadanya. Dia akan memudahkan hidupnya, melapangkan pintu rizkinya, melindunginya dari marabahaya, mengentaskannya dari kesulitan dan menghilangkan kesedihannya, sehingga kehidupannya menjadi kehidupan yang tenang, tenteram dan berhagia.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3). Dua janji mulia dari Allah kepada orang yang bertakwa, jalan keluar, solusi, problem solving dari apa? Dari apa yang kita ingin keluar darinya, dari kesulitan hidup, dari mahalnya harga-harga, dari kemiskinan dan dari… dari yang lainnya. Ibnu Abbas berkata, “Dari segala kesulitan dunia dan akhirat.” Ini satu. Kedua, rizki yang tidak terduga, rezki nomplok kata orang, tidak terbayang di benak, tidak terlintas dalam pikiran, tiba-tiba ia datang menghampiri.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah-berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96). Perhatikanlah, “Barakaat.” dengan kata jamak yang menunjukkan jumlah besar, di samping itu kata ini mengandung makna kebaikan, artinya apa yang Allah buka untuk mereka membawa kebaikan bagi mereka, di samping itu kata ini mengandung tetapnya kebaikan itu dan kelanggengannya, tidak mudah dicabut. Perhatikanlah, “Dari langit dan bumi.” Ini berarti ia mengalir dan mengucur dari segala arah. Rizki yang datang dari atas turun dan yang datang dari bawa pun muncul, kemakmuran merambah segala segi, kehidupan menjadi mudah dan keberkahan mengelilingi.

Minim Syukur

Syukur adalah mengakui nikmat dari Allah dengan hati dan lisan dan membuktikannya dengan perbuatan. Siapa yang tidak mengakui nikmat dari Allah dengan hatinya maka dia belum bersyukur. Siapa yang mengakui dengan hatinya namun menolak mengungkap dengan kata-kata maka dia belum bersyukur. Siapa yang mengakui nikmat dengan hatinya dan mengungkapkan dengan kata-katanya, namun dia tidak membuktikannya dengan perbuatan maka dia belum bersyukur.

Lawan syukur adalah kufur (nikmat), kufur nikmat ini mencabut dan melenyapkannya, bahkan terkadang tidak terbatas pada mencabut dan melenyapkan, ia bisa lebih dari itu yaitu mendatangkan dan menghadirkan, maksud penulis azab dan murka dari Allah Ta'ala. Sejarah membuktikan apa yang penulis katakan. Qarun dengan kemewahannya, akhirnya amblas ditelan bumi karena kekufurannya terhadap nikmat Allah. Tiga orang laki-laki Bani Israil, orang yang terkena penyakit lepra, orang botak dan orang buta, semuanya disembuhkan oleh Allah lalu diberi harta kesukaannya yang akhirnya berkembang melimpah, namun dua orang pertama tidak lulus ujian, alias tidak punya syukur, maka Allah mencabut apa yang telah Dia berikan dan mengembalikan mereka seperti sediakala.

Bangsa Saba` dengan negeri yang makmur, bumi yang subur, hidup berkalang nikmat, hal ini berbalik seratus delapan puluh derajat manakala mereka berpaling dari Pemberi nikmat “Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Kepada mereka dikatakan, ‘Makanlah olehmu dari rizki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun.’ Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu) melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (Saba`: 15-17).

Bukti-bukti sejarah dari al-Qur`an dan sunnah serta realita kehidupan berjumlah besar dalam hal ini, kalau kita menyinggungnya satu demi satu niscaya halaman ini menjadi panjang lebar, apa yang disebutkan sudah mewakili yang lain. Yang penting dan perlu diingat adalah bahwa minim syukur membuat hidup ini semakin kabur alias tidak jelas dan sulit. Sebaliknya sebaliknya. Mahabenar Allah Ta'ala yang telah berfirman, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu akan tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (Ibrahim: 7).

Realita kehidupan kita secara umum masih menunjukkan minim syukur kalau tidak kufur, banyak bukti yang menguatkan hal ini. Sebagian besar dari kita tidak pernah terlintas di benaknya pada saat dia mendapatkan rizki atau anugerah dari Allah bahwa hal itu semata-mata pemberianNya. Sebagian besar dari kita ketika mendapatkan rizki dan kemudahan hidup tidak menggunakannya dalam rangka meraih ridha Allah sebagai Pemberi, justru sebaliknya dia menggunakannya untuk hal-hal yang mengundang murkaNya, berfoya-foya, menghambur-hamburkan dan menyiakan-nyiakannya. Sikap seperti inilah yang membuat hidup semakin sulit. Seandainya orang-orang yang dilimpahi kenikmatan oleh Allah itu sedikit mau bersyukur dengan menggunakan hartanya demi kebaikan niscaya hidup ini akan lebih mudah dan lebih ringan.

Minim Tawakal

Tawakal menurut Imam al-Ghazali adalah menyandarkan hati hanya kepada al-Wakil (yang ditawakali), yaitu Allah. Penulis menambahkan, dengan mengikuti atau mengambil sebab-sebabnya. Jadi dalam tawakal terdapat dua sisi di mana tawakal belum sempurna tanpa keduanya. Penyandaran hati kepada Allah dan mengambil sebab-sebab. Menyandarkan hati saja tanpa mengambil sebab-sebab bukan tawakal akan tetapi kelemahan. Mengambil sebab-sebab semata dengan tidak menyandarkan hati kepada peletaknya bukan tawakal akan tetapi keangkuhan. Seorang muslim yang baik jangan menjadikan kelemahannya sebagai tawakal, dan tawakalnya sebagai kelemahan, jangan menjadikan keangkuhannya sebagai tawakal dan tawakalnya sebagai keangkuhan.

Dalam wacana kehidupan, yang banyak terjadi adalah lemahnya atau minimnya sisi penyandaran diri kepada Allah Ta'ala, di mana orang-orang hanya menengok kepada sebab-sebab dan menjadikannya sebagai pegangan, yang dibahas dalam forum-forum adalah sekedar teori, penulis tidak antipati dengan hal itu, namun menurut hemat penulis apalah arti dari semua itu jika orang-orangnya berhati kosong dari tawakal dan bersandar kepada Allah? Ini yang terlihat. Alangkah bagusnya jika tawakal ini benar-benar diwujudkan dalam arti yang sebenarnya, ia akan mengurai banyak benang kusut yang tidak jelas ujung pangkalnya.

“Sungguh, seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kamu akan diberi rizki seperi burung itu diberi rizki, ia pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Yang jelas apa yang penulis paparkan merupakan janji dari Allah dan Allah tidak menyelisih janjiNya, kalau pun belum terwujud maka tengoklah diri sendiri, karena di sana pasti terjadi ketimpangan dalam takwa atau sukur atau tawakal sehingga janjiNya belum terwujud. Wallahu a'lam. 

Minim Taubat

Hal ini berarti banyak maksiat dan dosa, otomatis dan jelas, karena jika taubat melimpah dalam jumlah besar niscaya dosa dan maksiat menurun, sebaliknya adalah sebaliknya. Jika taubat menghadirkan kelapangan dan kemudahan hidup, maka dosa dan maksiat mendatangkan kesempitan dan kesengsaraan hidup. Kesulitan dan kesusahan yang menimpa suatu masyarakat bisa hadir melalui pintu dosa-dosa. Jika kemungkaran mewabah, kemaksiatan merajalela maka Allah Ta'ala akan murka, akibatnya kesulitan dan kesempitan hidup bisa menjadi sebuah hukuman dariNya.

Perhatikan ucapan Nabi Nuh alaihis salam kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan menambahkan harta dan anak-anakmu serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12).

Janji kemakmuran dan kemudahan hidup begitu kentara dari balik permohonan ampun kepada Allah. Pertama, hujan lebat, deras dan melimpah sehingga sungai mengalir, telaga melimpah dan bendungan penuh, semua itu multiguna bagi kemudahan hidup manusia. Kedua, tambahan harta dan anak-anak sebagai tanda kemakmuran. Ketiga, kebun sebagai penghasil bahan makanan pokok dan sungai sebagai penopang bagi kebun. Penulis yakin jika ketiga perkara ini terwujud pada sebuah masyarakat maka taraf kehidupan masyarakat tersebut berangsur-angsur membaik dan selanjutnya menjadi masyarakat yang makmur.

Asy-Sya’bi berkata, “Umar bin al-Khatthab keluar meminta hujan bersama orang-orang, dan dia tidak lebih dari mengucapkan istighfar, setelah itu dia pulang, seseorang berkata kepadanya, ‘Aku tidak mendengarmu memohon hujan.’ Umar menjawab, ‘Aku memohon diturunkannya hujan dengan kunci-kunci langit yang dengannya hujan diharapkan turun.’ Lalu Umar membaca ayat di atas.

Imam al-Qurthubi menyebutkan tentang al-Hasan al-Bashri, bahwa seorang laki-laki mengadukan kekeringan kepadanya, maka dia berkata, “Perbanyaklah istighfar.” Lalu datang laki-laki kedua mengadukan kesulitan hidup, maka dia berkata, “Perbanyaklah istighfar.” Lalu datang laki-laki ketiga mengadukan kemandulan, maka dia berkata, “Perbanyaklah istighfar.” Maka seorang hadirin berkata kepadanya, “Orang-orang itu mengadukan perkara-perkara yang tidak sama namun jawaban Anda hanya satu.” Dia berkata, “Aku tidak menjawab dari diriku sendiri, akan tetapi Allah telah berfirman.” Maka al-Hasan membaca ayat di atas.

Kisah ini juga diriwayatkan dari cucu Nabi saw al-Hasan bin Ali semoga Allah meridhainya.

Nabi saw bersabda, “Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah) niscaya Allah memberikan jalan keluar dari setiap kesedihan, solusi dari setiap kesempitan dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak terduga.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim,dan dia menshahihkannya. Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq al-Musnad IV/55 berkata, “Sanadnya shahih.”)

Minimnya taubat atau berkurangnya istighfar yang berarti menjamurnya dosa-dosa adalah fenomena yang merebak di sekeliling kita. Hampir tidak ada sisi kehidupan yang steril dari penyimpangan dan pelanggaran. Bahkan dalam beberapa kondisi pelanggaran sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Yang ma’ruf menjadi mungkar dan yang mungkar menjadi ma’ruf. Kalau sudah begini kesulitan hidup rasanya sulit untuk terangkat.

Minim Perhatian Terhadap Agama

Kurangnya perhatian kepada agama dan hal-hal yang berkaitan dengannya, dakwah dan pendidikan agama, perjuangan Islam dan kaum muslimin bisa menjadi penyebab kesulitan hidup. Pemilik agama, Allah Ta'ala memperlakukan kita seperti kita berperilaku kepadaNya. Jika kita tidak menolong agamaNya, tidak memperjuangkannya, tidak membelanya, tidak perhatian kepadanya, tidak mendukungnya maka Allah Ta'ala tidak akan menaungi kita dengan pertolongan dan rahmatNya, dalam kondisi demikian tidak mengherankan kalau hidup terasa berat dan sukit. Perhatian dari Allah Ta'ala mungkin diraih dengan memberikan perhatian kepadaNya. Kita menolong Allah maka Allah menolong kita. Dengan itu hidup berubah menjadi ringan dan mudah. “In tanshurullaha yanshurkum.” (Muhammad: 7).


Di antara bentuk perhatian yang bisa kita berikan kepada agama Allah,

Infak di jalanNya

Menyisihkan sebagian rizki halal pemberian Allah untuk dibelanjakan di jalan-jalan kebaikan demi menolong agama Allah. Infak di jalan Allah, karena ia merupakan bukti perhatian kepada agama Allah, mengundang perhatian dari Allah dengan memberi ganti yang sepadan bahkan lebih baik, lebih banyak dan lebih berkah.

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (Saba`: 39). Janji penggantian dari Allah terhadap apa yang diinfakkan terwujud jika infak dilaksanakan, dan penggantian dalam konteks ini bisa dengan yang sebanding dan bisa pula dengan yang lebih baik, yang kedua ini lebih sering. Jika pembicaraan dibalik maka hasilnya, orang yang tidak berinfak tidak meraih penggantian sekalipun hartanya lenyap, sedangkan orang yang berinfak, hartanya lenyap tetapi meraih penggantian. Perkara lenyapnya atau habisnya harta adalah perkara pasti, dunia termasuk harta tidak ada yang abadi. Silakan pilih, lenyap tanpa janji diganti atau lenyap dengan janji diganti?

Harta yang kita pegang sejatinya adalah bukan harta kita, ia sekedar pinjaman, pemilik sejatinya adalah Allah Ta'ala, jika pemilik sejatinya memberikan jaminan akan mengganti jika kita membelanjakannya di jalanNya, lalu mengapa hati kita terasa berat melaksanakannya, di samping harta itu bukan hak milik kita?

“Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, ‘Wahai Bani Adam, berinfaklah niscaya Aku berinfak kepadamu.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Anda berharap Allah Ta'ala berinfak (memberi rizki) kepadamu, syaratnya mudah, berinfaklah di jalanNya dan Dia menjanjikan hal itu. Mudah bukan? Seorang hamba berinfak di jalan Allah lalu Allah pemegang perbendaharaan langit dan bumi, pemilik hak atas segala sesuatu akan berinfak kepadanya. Dijamin.

“Tidaklah para hamba mendapatkan pagi hari kecuali padanya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak.’ Sedangkan yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan harta kepada orang yang menahan.”

Penulis yakin jika Anda seorang muslim, Anda pasti tidak berkenan mendapatkan doa dari malaikat yang kedua.

Sebuah kenyataan yang memprihatinkan, manusia lebih antusias membelanjakan hartanya buka di jalan Allah tetapi di jalan setan. Bandingkan, betapa sulitnya mengumpulkan rupiah untuk menafkahi sebuah madrasah atau menyelesaikan pembangunan sebuah masjid, tetapi pada saat yang sama betapa mudahnya orang mendapatkan uang untuk konser musik atau untuk menyelesaikan gedung sandiwara.

Perhatian kepada ilmu syar'i

Ilmu syar'i atau ilmu agama, mempelajarinya dan mengajarkannya adalah salah satu bentuk perhatian kepada agama Allah, dengan ilmu syar'i agama akan tegak dan terjaga, para thullabul ilmi dan para ulama berperan sangat vital dalam hal ini, tanpa ilmu syar'i agama akan layu dan terpinggirkan, berganti dengan kebodohan dan ketidaktahuan.

Ilmu memerlukan dukungan biaya dan dana, tanpanya ia berjalan di tempat alias tidak berkembang, para penyandangnya juga memerlukan hidup, hasil maksimal bisa diwujudkan jika sesuatu pekerjaan diberi perhatian dan konsentrasi penuh, agar para penuntut ilmu dan para ulama bisa fokus sepenuhnya kepada tugasnya, maka diperlukan pihak-pihak penopang finansial mereka, dibutuhkan para muhsinin yang menunjang aktifitas mereka dan para muhsinin tersebut meraih peluang kemudahan dan kelapangan hidup.

Imam at-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pada zaman Rasulullah saw ada dua laki-laki bersudara. Salah seorang dari mereka mendatangi Nabi saw (untuk belajar), sedangkan yang lain bekerja. Saudara yang bekerja mengadu kepada Nabi saw maka Nabi saw bersabda, “Mudah-mudahan kamu diberi rizki karenanya.” Maksud hadits ini, kamu bekerja dan saudaramu menuntut ilmu, kamu menafkahi saudaramu, tidak menutup kemungkinan rizkimu dari pekerjaanmu itu adalah berkah dari apa yang kamu nafkahkan kepada sudaramu yang menuntut ilmu itu.

Abdullah bin al-Mubarak selalu mengkhususkan pemberiannya kepada para pemerhati ilmu syar'i, suatu hari dia ditanya, “Mengapa engkau tidak memberikannya kepada orang-orang umum?” Dia menjawab, “Aku tidak mengetahui kedudukan setelah kenabian yang lebih utama daripada kedudukan para ahli ilmu. Jika hati para ahli ilmu itu sibuk mencari kebutuhan hidupnya, niscaya dia tidak bisa memberi perhatian kepada ilmu sepenuhnya dan tidak bisa belajar dengan baik. Memberi mereka membuat mereka bisa mempelajari ilmu dengan sepenuhnya dan itu lebih utama.”

Dewasa ini peluang meletakkan kebaikan di lahan ilmu syar'i sangat terbuka lebar, kecenderungan masyarakat kepadanya cukup menggembirakan, lembaga-lembaga yang menanganinya bermunculan, mereka semua memerlukan perhatian finansial. Jika Anda berminat dan bertindak maka pintu kemudahan dan celah kemakmuran akan terbuka dalam hidup Anda. Wallahu a'lam.


Semoga bermanfaat khususnya bagi penulis dan untuk pembaca 
@ Berbagai Nara Sumber




Selasa, 15 Mei 2018

Hidup Memang Sebuah Pilihan, Terlepas Dari Mana Dia Harus Memilih



Hidup Memang Sebuah Pilihan, dan Saat Rasa Sesal Menghampiri atas Pilihan yang Sudah Ditetapkan

Aku tahu hidup ini adalah anugrah paling indah dari Allah SWT, terlepas dari menyenangkan atau membahagiakan dalam setiap perjalanannya. Namun ada yang aku tak tahu mengapa Allah memberikan beberapa pilihan dalam hidup yang aku jalani, apakah ini bentuk kasih sayangnya yang lain?. Sehingga aku bisa bebas menjalani hidup yang aku inginkan?. Atau ini sebagai hukuman yang Tuhan berikan padaku, sehingga hidup ini menjadi begitu membebankan karena pilihan itu.

Manusia memiliki segala keterbatasan, terbatas untuk berpikir, terbatas pengetahuan tentang dunia dan segala aspeknya. Hal itu juga berlaku padaku tentunya, sehingga aku tak tahu apa yang akan terjadi pada satu menit, satu bulan, satu tahun kemudian di dalam hidupku. Entah aku harus merasa ini adil apa tidak untukku, ketika Tuhan memberikan kesempatan untuk memilih namun aku tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan andai kata aku mengambil sebuah pilihan.

Dan apa yang harus aku lakukan jika ternyata pilihan yang aku ambil justru membuat semua hal menjadi semakin sulit?.  Semua terasa salah dan rumit. Rasa sesak datang bersama sesal yang bergelut dihati. Seketika semua hal menjadi tak menyenangkan dan perasaan lelah datang lebih berat dari biasanya. Seketika aku sadar keputusan yang aku ambil adalah keputusan yang salah, aku telah gegabah mengambil tindakan. Perasaan ingin kembali ke masa lalu menyuak hanya untuk menarik semua keputusan itu ataupun mengganti pilihanku.

Ingin Memutar Waktu Namun Aku Sadar Itu tak Ada Gunanya.

Saat sesal datang memang sungguh menyesakkan. Pikiran untuk memutar waktu tak bisa ku hindari, keinginan untuk memperbaiki, seribu peng-andaian menghampiri, dan ribuan sesal yang hanya bisa aku tangisi. Aku marah dan kecewa karena pilihan yang aku ambil tidak sesuai dengan segala ekspetasiku.

Namun aku sadar sekeras apapun keinginanku untuk memutar waktu, semua tidak akan berguna. Bahkan hanya akan membawaku ke dalam keterpurukan yang mungkin akan membuatku semakin lebih menyesal dengan segala hal yang telah aku pilih.

Rasanya akan semakin menyiksa diri ku jika aku berandai-andai dan berharap waktu dapat di putar ulang serta membuang waktu yang aku punya dengan menyalahkan diri sendiri, yang terlalu bodoh dalam menentukan pilihan
.
Meskipun Salah, Rasanya Aku Tak Perlu Menghukum Diriku Sendiri dan Membuat Semuanya Semakin Terpuruk.

Setelah pilihan yang aku ambil justru membuatku semakin terpuruk, dan aku ingin semuanya tidak menjadi semakin buruk. Aku tahu aku salah dan mungkin bodoh karena gegabah mengambil keputusan, namun menyalahkan dan mengutuk diri rasanya tak akan membantuku menjadi lebih baik. Keputusan telah dipilih tetapi Tuhan masih memberimu kesempatan. Kesempatan untuk memperbaikinya, kesempatan untuk tidak melakukan kebodohan yang sama.

Rasanya hatiku akan lebih menerima jika aku mengakui kebodohan yang lalu, namun ingin memulai semuanya lagi dengan awal yang baru. Meskipun tak bisa mengulang waktu yang sudah lalu, setidaknya aku ingin masa depanku tak seburuk masa lalu. Kesalahan dan penyesalannya ini akan aku jadikan cambuk diriku untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dari segala hal. Mungkin ini cara Tuhan mendidik diri ku, agar aku tidak hanya sekedar untuk hidup namun juga bisa memaknai hidup.

Penyesalan ini Sungguh Menyesakkan, Namun Aku Ingin ini Bukan hanya Sekedar Kebodohan.

Rasa sesak justru mengintimidasi diriku setelah keputusan itu aku buat, dan aku tahu keputusan yang aku buat adalah sebuah kesalahan. Tapi aku harus jujur dan pandai menghibur diri, bukankah setiap detik hidup kita itu atas izin-Nya. Bahkan kesalahan ini pun sudah dititipkan Tuhan untuk aku alami. Dan rasanya menyalahkan Tuhan juga bukan keputusan yang tepat.

Baiklah akan aku coba melihat hal ini dari sudut pandang lain, dan ternyata masih ada berbagai macam pesan yang Tuhan titipkan untuk ku karena mengambil pilihan yang aku anggap salah ini. Ternyata aku banyak belajar beberapa hal dari kesalahan itu. Aku belajar untuk tidak lagi gegabah mengambil setiap keputusan, aku tidak boleh mengambil keputusan beradasarkan nafsu sesaat. Dan aku harus libatkan Sang MAHA PEMILIK untuk segala keputusan yang ingin aku buat.

Aku rasa ini adalah salah satu cara Tuhan memberikan cambuk atas segala hal yang aku lakukan, yang hanya terbatas dari ego. Seharusnya ini menjadikan aku semakin dewasa dalam segala hal, bukan justru menangisi kesalahan ini seperti bayi yang masih membutuhkan asi. 

Karena Salah dan Benar Itu Hanya Sebatas Pemikiran, Aku Memilih Berdamai dengan Kesalahanku dan Menelan Semua Resiko itu.

Lelah rasanya jika aku hanya menyalahkan keadaan yang sudah terjadi. Sadar itu hanya membuatku semakin sulit, aku memilih untuk berdamai saja dengan keadaan. Tak sama dengan pasrah, karena aku tak ingin kejadian ini terulang.

Akan aku ingat dan tak akan aku biarkan penyesalan ini terjadi lagi padaku. Hidup itu memang penuh dengan resiko, termasuk pilihan yang aku ambil juga menyimpan segala resikonya.

Tak bisa menghindar memang, jadi aku nikmati saja sesak itu datang sebagai bagian dari warna dalam hidupku. Aku yakin sesak itu akan hilang seiring berjalannya waktu dan perbaikan atas kualitas diriku. Dan ini bukan hal yang harus dilebih-lebihkan, mungkin Sang MAHA EMPUNYA sudah menyediakan hal yang lebih indah dari apa yang sudah aku sesali.

Sesakit Apapun Hal itu, Masa Depanku Masih Memberikan Kesempatan Untukku Mengukir Kebahagiaan.

Aku memang tidak bisa memutar waktu untuk kembali hadir dan merubah semua hal yang sudah berlalu. Tetapi masa depan masih menyediakan banyak ruang dan tempat  untukku memperbaiki banyak hal, termasuk kesalahanku di masa lalu. Mungkin tidak bisa memperbaiki sepenuhnya, setidaknya aku masih bisa kembali berdiri dan terus berusaha untuk kebaikan dan kebahagiaan hidupku di masa depan.

Masih banyak orang yang lebih sedih ataupun lebih bahagia hidupnya dari yang aku jalani saat ini. Dan lagi-lagi ini adalah pilihan, apakah aku ingin meratapi kesalahan atau aku berdiri untuk memulai lagi.

Luka itu mungkin masih ada, rasa sesal mungkin masih menghantui tetapi kebahagiaan tak bisa hadir jika tak pernah aku ciptakan. Aku tak pernah tahu apa yang akan aku hadapi di masa depan, akan berapa banyak lagi pilihan yang hadir dan akan berapa banyak lagi penyesalan yang akan aku rasakan.

Allah SWT memang tak pernah menjanjikan kemudahan dalam setiap kehidupan, namun berjanji untuk sebuah kebaikan akan selalu ada untuk orang-orang yang percaya dengan Kekuasaan-Nya.

Segala rasa yang pernah singgah kita jadikan itu sebagai bagian dalam hidup, tawa, tangis, dan segala perasaan yang dirasakan menjadikanmu menjadi manusia yang semakin baik lagi.


Terlepas dari semua kejadian yang pernah singgah dalam perjalanan hidup ini, nikmati dan syukuri setiap kejadian yang menemani dan semua hikmah yang ada didalamnya.


@@@@@

Senin, 07 Mei 2018

Sejarah, Penemuan dan Teknologi dalam Dunia Otomotif


Sejarah, Penemuan dan Teknologi dalam Dunia Otomotif

Seiring dengan perkembangan pesat teknologi terbaru, dunia otomotif  pun juga turut mengalami kemajuan drastis. Setiap tahun, selalu saja ditemukan inovasi-inovasi baru yang dikeluarkan dalam industri otomotif.

Misalnya salah satu teknologi canggih mobil masa depan yang bisa berjalan sendiri tanpa supir, mobil bisa berganti warna, hingga wacana mobil terbang yang katanya akan segera hadir pada tahun yang berikutnya. Keren banget bukan?.

Sejarah dan teknologi Otomoif  ini tentu tidak terlepas dari jasa para penemu di era puluhan bahkan beratus tahun silam sebagai pionir yang membuka jalan bagi para penemu produk-produk otomotif generasi selanjutnya hingga saat ini.

Lantas, siapa saja mereka para penemu mobil dan motor pertama di dunia? Dan teknologi terbaru apa saja yang sudah diciptakan oleh para ilmuwan otomotif ini.

1   1. Motorwagen, Mobil Pertama di Dunia

     


Peristiwa otomotif pertama diawali pada tahun 1885, Karl Benz menciptakan sebuah mobil bermesin beneran untuk yang pertama kalinya di dunia dan dinamakan dengan Benz Patent-Motorwagen. Motorwagen ini memiliki mesin 4 langkah dan merupakan kendaraan berbahan bakar minyak pertama.

Selain itu, Karl Benz  sekaligus menjadi penemu dari komponen-komponen dunia otomotif, seperti busi, sistem transmisi, pengapian mobil, karburator, dan radiator air. Menurut catatan sejarah, mobil berbahan bakar minyak juga tak hanya berhasil diciptakan Karl Benz.

Dalam kurun waktu yang hampir berdekatan Maybach dan Gottlieb Daimier juga membuat mobil dengan kemampuan yang sama dan berbahan bakar bensin pertama. Hanya saja, Karl Benz lebih dulu mematenkan karya inovatifnya di tahun 1886.

2    2. Sepeda Motor pertama di dunia 



Selain penemuan mobil berbahan bakar minyak pertama di dunia, Gottlieb Daimier dan Wilhelm Maybach pada tahun 1885 juga berhasil meninggalkan sejarah di dunia otomotif yakni jasanya dalam penemuan sepeda motor pertama di dunia. 

Dua pakar mesin dari Jerman ini menamai penemuan mereka dengan nama Reitwagen. Tapi ternyata motor pertama di dunia ini tidak diperjual belikan loh. 
Setelah beberapa tahun berlalu tepatnya pada tahun 1893, Wilhelm Hildebrand dan Henry mengembangkan penemuan Reitwagen dan kemudian barulah motor yang ini nih yang kemudian bisa dipasarkan dan dijual untuk umum.

Dalam pengerjaannya, Henry dan Wilhelm Hildebrand bekerja sama dengan Alois Wolfmuller dan Hans Geisenhof. Teknologi mesin yang diterapkan dalam Reitwagen ini ternyata masih digunakan lho hingga saat ini, yakni twin silinder berpendingin air, 4 langkah 1.488 cc

Kecepatan maksimal yang bisa ditempuh Reitwagen hanya berada di sekitar 48 km/jam. Karena Reitwagen adalah motor pertama di dunia, ya tentu wajar saja jika kecepatannya tidak terlalu tinggi.

3   3. Mobil Terbang Pertama di Dunia



Apa mungkin ada mobil bisa terbang? sahabat kejadiananeh.com, dijaman canggih era martabak pelangi, segala sesuatu tidak ada yang mustahil, khususnya seputar dunia otomotif.

Salah satu teknologi otomotif terbaru  yang sudah berhasil diciptakan adalah mobil terbang pertama di dunia yang diberi nama merek Aeromobil. Diproduksi oleh Perusahaan asal Slovakia yang dipamerkan dalam auto show di Sourtwes Interactive yang berada di kota Austin, Texas Amerika Serikat.

Dengan berbahan bakar bensin premium, Aeromobile memiliki kecepatan yang luar biasa, sanggup melaju di jalanan sampai 100 mil/per jam ketika di darat.

Sedangkan jika dipakai untuk terbang di atas udara, Aeromobil bisa melaju dengan kecepatan 124 mil/jam dengan ketinggian maksimal sampai 9800 kaki, meskipun masih bisa untuk terbang lebih tinggi namun angka ini demi untuk menghindari tekanan dalam kabin, sehingga jauh dari beresiko.

Dan untuk kemampuan daya menjelajah Aeromobil sebagai mobil terbang yang mendunia mampu mencapai 430 mil. Luar biasa bukan, dengan jarak yang begitu jauhnya membuat pengendara bisa menikmati pemandangan dari atas langit.

Tapi kekurangan dari Aeromobil s.r.o ini sendiri muncul saat melakukan Take Off, sebab membutuhkan lalu lintas yang steril tanpa terganggu dengan kendaraan lainnya. Harus berjalan lurus sepanjang 228 meter sedangkan untuk melakukan pendaratan selepas terbang mobil ini tidak merepotkan dan tak harus memiliki landasan penerbangan.

Dilapangan berumput saja dengan ketinggian 50 meter Aeromobil bisa mendarat dengan mulus. Lalu bagaimana soal desain tampilan? Dijamin sangat keren dan elegant tentunya dengan nuansa mobil sport masa depan.

Untuk tempat duduk sendiri mobil terbang ini mirip seperti kokpit dalam pesawat Jet dan sama sekali bukan seperti bangku jok mobil yang biasa kita temui.

Begitupun halnya dengan dashboard pengemudi, banyak terdapat tombol-tombol pengaturan yang mengontrol suasana sekeliling, mulai dari mengarahkan lebar sayap, sampai memonitor arah dan ukuran batas tinggi terbang.

Sedangkan desain eksterior bagian luar mirip sekali dengan mobil balap formula 1 berpadu dengan buntut pesawat jet.

Namun untuk velg mobil sendiri tidak begitu mewah, standar seperti mobil pabrikan pada umumnya. Keren banget bukan, kira-kira kapan penjualan Aeromobil sebagai mobil yang bisa terbang pertama kali di dunia?

Menurut Juraj Vaculik sebagai CEO AeroMobil yang berbasis di Slovakia. Rencana penjualan mobil terbang Aeromobil sendiri katanya akan siap beredar untuk dimiliki publik pada 2017 nanti.

 Namun angka penjualan mobil ini sendiri masih terbilang sangat mahal, untuk kedepannya kami akan lebih memodifikasi bahan-bahan yang digunakan.

Agar biaya produksi bisa ditekan lebih murah dan tentunya market penjualan bisa dibeli oleh masyarakat dari berbagai lapisan, ungkap Juraj Vaculik.

4    4. Produksi Mobil secara massal yang pertama kali di dunia



Kapan sih mobil secara massal dijual untuk umum? Produksi mobil pertama kalinya diproduksi massal pada tahun 1901 di Amerika Serikat. Perusahaan Oldsmobile merupakan produsen dari mobil yang diproduksi massal ini, dimana mobil yang diproduksi dinamakan dengan Curved Dash.

Dalam kurun waktu satu minggu saja, 10 unit mobil Curved Dash lebih berhasil diproduksi. Pada akhir tahun 1901, total mobil Curved Dash yang diproduksi mencapai empat ratus tiga unit mobil, dan lalu terus meningkat hingga 5000 an unit pada 3 tahun berikutnya. 
Harganya? Per unit Curved Dash diperjualkan dengan kisaran harga 650 dollar Amerika.

      5. Fitur entertainment yang dibuat pertama kali pada mobil



Penemuan Teknologi pertama dalam dunia otomotif  pertama selanjutnya fitur entertainment (hiburan). Seperti yang sudah kita ketahui, mobil kini tak hanya memiliki fungsi untuk menjadi kendaraan transportasi saja. 

Sudah banyak fitur hiburan yang disematkan dalam mobil sehingga membuat pengendara akan tetap merasa nyaman ketika bepergian. Fitur entertainment yang banyak digunakan dalam mobil pribadi diantaranya seperti tv, radio, mp3 dan mp4 player, game, bahkan ada pula yang memasang lemari es di dalam mobil, Luar biasa yah! 

Tapi tahukah kamu fitur entertaintment seperti apa yang pertama kalinya disematkan dalam mobil? George Frost merupakan orang pertama yang memasang radio transistor dalam mobil miliknya, yakni mobil Ford Model-T pada tahun 1922.

Dengan kata lain, fitur hiburan yang pertama dipasang dalam mobil adalah radio transistor oleh George Frost, yang merupakan seorang ketua pecinta radio di SMAnya pada masa itu.

6   6. Plat nomor mobil pertama dalam Sejarah



Kepolisian di kota Paris, Prancis pada Agustus 1893 pertama kalinya mengenalkan plat nomor ke dunia. Hal ini tercantum dalam aturan yang dibuat oleh mereka yang berisi kewajiban untuk memasang plat besi dalam kendaraan pribadi.

Plat pribadi ini berisi nama pemilik kendaraan dan nomor khusus dari kepolisian. Jika sekarang plat nomor terpasang di bagian depan dan belakang mobil, dulu awalnya plat nomor wajib dipasang di bagian kiri mobil.

Peraturan ini diberlakukan untuk seluruh kendaraan di Prancis, dan kemudian negara lain ikut menerapkan peraturan yang serupa.

7   7. Diciptakannya Traffic light, Lampu lalu lintas pertama di dunia



Penasaran gak sih kapan pertama kali ditemukannya lampu lalu lintas atau traffic light? Traffic light pertama kali diciptakan di Inggris oleh kepolisian kota London pada tahun 1868. Tujuan dari dibuatnya lampu lalu lintas ini awalnya hanya untuk memudahkan anggota parlemen yang memasuki gedung kantor. 

Awal mula dibuatnya traffic light, bentuknya cukup unik dimana serupa dengan lentera yang hanya terdiri dari dua warna yakni merah dan warna hijau. 

Namun, traffic light pertama di dunia ini ternyata justru sempat mendapatkan cibiran dari masyarakat. Sejak saat itu hingga tahun 1872, traffic light hanya satu-satunya di Inggris, kemudian sempat ditiadakan dan baru dikenalkan kembali pada sekitar lima puluh tahun kemudian.

      8. Peristiwa Kecelakaan mobil pertama di dunia



Hingga saat ini, mungkin jumlah korban meninggal akibat kecelakaan di jalan raya sudah tak terhitung jumlahnya. Namun, tahukah kamu seperti apa kecelakaan kendaraan motor pertama di dunia?

Peristiwa pertama yang ada dalam dunia otomotif  yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi pada 17 Agustus tahun 1896, dimana saat itu seseorang bernama Bridget Driscoll of Croydon sedang menyebrang di Crystal Palace di London Inggris.

Saat tengah menyeberang, tiba-tiba datang mobil Roger-Benz yang dikendarai oleh Arthur Edsell dengan kecepatan 6,4km per jam. Karena panik, Driscoll tak bisa berkutik dari tempatnya berdiri, dan kecelakaan pun tak dapat dihindari.

9. Balapan Mobil pertama di dunia



Dulu, lomba berkuda merupakan lomba paling populer dan paling disegani di dunia. Namun pada tahun 1894, Le Petit Journal kemudian menyelenggarakan balapan mobil pertama di dunia dengan nama Competition for Horseless Carriages atau kompetisi kendaraan tanpa kuda.

Para peserta yang mengikuti kompetisi ini pertama-tama mengikuti kualifikasi terlabih dahulu dengan jarak 50 km, dimana yang lolos hanya sekitar 25 mobil saja. Selanjutnya baru masuk ke lomba utama dengan jarak tempuh mencapai 127 km. Start dimulai dari kota Paris, dan garis finisnya berada di kota Rouen Prancis. Pemenang resmi dari kontes balap mobil pertama ini dimenangkan oleh mobil Peugeot dan Panhard.

Demikianlah sejarah panjang tentang kejadian dalam dunia otomotif dan teknologi yang mengikutinya hingga sekarang dan entah apalagi yang yang akan terjadi untuk 20 tahun kedepan kita tunggu saja.



Gambar Dari berbagai Sumber




Rabu, 25 April 2018

Aku Hanya Ingin Menulis, Tidak Lebih


Aku Hanya Ingin Menulis, Tidak Lebih





Aku hanya ingin menulis, Tidak lebih.

Entah.......... 
untuk kesekian kalinya saya coba untuk menorehkan setiap ketikan dan lentik jari beserta angan yang singgah dalam perjalanan hidup.

Kesekian kalinya juga saya ungkapkan, bahwa menulis memang merupakan sebuah tugas berat. Betapa tidak?. Menghasilkan sebuah tulisan, jika ingin mencapai kualitas terbaik, haruslah memeras ide dan pikiran. Memutar segala pengetahuan, kepekaan, dan pengamatan mendalam tentang fokus yang akan ditulis.

Menuliskan dan menuangkan sebuah ide itu dalam proses menulis.  Melalui tahap editing dan lainnya. Belum lagi, sebuah tulisan yang telah selesai itu, hanya diminati sedikit orang untuk dibaca. How your feeling about that?.

Sebuah tulisan bisa menyampaikan segala pesan dalam diri, bukan untuk bertanya beribu pertanyaan atau menjawab sebuah soal, aku hanya ingin menulis, bahkan untuk memberikan sebuah judul terkadang terlupakan atau kutipan penuh makna kehidupan, bukan sebuah karya sastra penuh artistik, mungkin sebait puisi indah lebih romantis, coretan yang berwarna-warni lebih sempurna, ternyata tidak. Aku Hanya ingin menulis, lebih merdu lirik sebuah lagu dengan melodi yang mengiringinya.

Bukan hal penting, bukan juga rumus kimia yang rumit atau karya ilmiah yang penuh realita. Sungguh……saya sangat sepakat dengan sebuah pernyataan konyol bahkan sebuah lelucon yang berbunyi ;. "Izinkan saya memantra-mantrai mu dalam pikiran saya, agar masuk merembes sampai alam bawah sadar, lalu menghayati setiap detik dan sedetak, supaya menulis lebih terasa ringan", easy going aja.

Bukan hanya sekedar menyalurkan hobi, juga bukan sekedar pengisi waktu luang, karena bagiku kesempatan datang karena kita yang cipta bukan karena tak melakukan apa-apa. Dengan begitu, kita lebih lega dalam menulis. Tak terbebankan apapun.  Bagaimana jika menyinggung isi dan pesan tulisan? Biarkan tulisan merefleksikan tentang kita. Biarkan tulisan berbicara tentang kita, dengan segala keresahan.


Menulis adalah bagian dari apa yang aku pikirkan dan tuliskan, bahkan saya tak bisa membaca apa yang kamu pikirkan, dengan menulis menyampaikan sebuah pesan untuk dibaca tak harus dimengerti dan dipahami karena ini bukan sebuah ujian, ini hanya hanya sebuah tulisan yang aku tulis ketika ku ingin menulis.

Menulis bukan karena telah di caci-maki, bukan pula untuk meminta belas kasihan, tetapi murni karena aku hanya ingin berbagi, berbagi cinta yang ku-punya, berbagi kisah dan cerita yang telah kulewati dan berbagi harapan untuk mengapai masa depan yang lebih baik.

Bukan untuk mu, bukan untuk dia dan bukan pula untuk mereka, tetapi aku menulis untuk kita. Untuk setiap lembar yang telah kita baca, untuk setiap warna yang telah lihat, untuk setiap rasa yang telah kita kecap dan untuk setiap nama yang pernah datang dan pergi baik yang melukis pelangi maupun yang sekedar menggores luka.

Jika kemarin aku telah menulis itu tanda bahwa kenangan masih akan terus tersimpan. Jika hari ini aku masih menulis itu hanya karena aku ingin menulis. tidak lebih dan tidak kurang. Aku hanya ingin menulis, tak memaksa untuk kau baca. Jika esok aku masih menulis, itu hanya untuk mengabarkan bahwa aku ada dan pena ku masih bertinta.



Diantara tangis malam yang akan reda, diantara gejolak siang yang mengundang perang, hingga pagi yang masih menjadi misteri. Aku menulis sebab memang aku ingin menulis. tidak perlu kau gubris, karena aku hanya ingin menulis...

Biarlah tulisan kita tidak dibaca. Bahkan jauh terasingkan. Tak mengapa. Karena penulis, sudah lebih dahulu tenggelam dalam keterasingan membungkus cerita, membuat sebuah tulisan. Yakinlah, pembaca sendiri yang akan berlari menemukan tulisan kita. Mengerti dan memahami keterasingan itu.

Dan kamu, tidak terlalu memperdulikan mereka tentang tulisanmu. Karena inginmu memang satu dan cuma itu melulu.

Aku hanya ingin menulis. Tidak Lebih. Benar, kan?

Arif Darmawan