Selasa, 08 Juli 2014

Tangan Tangan Kekar Tuan



Tangan Tangan Kekar Tuan


Tidak ada seorang pun yang lahir, dan hadir ke dunia ini tanpa tahu siapa dan bagaimana proses kehadirannya  tapi tidak untuk sebagaian  anak yang besar di jalan Empang pinggir Kali Makmur begitu sebagian orang  kampung menyebutnya.

 Debu asap kendaraan roda besar yang membuat banyak polusi terasa pengap jalan ini, tidak menyurutkan niatku untuk tetap berada pada jalur kenyataan bahwa, kehadiran dan adanya diri ini bukti bahwa aku adalah seorang pemenang. Kenapa semua ini harus terjadi pada diri ini bahwa proses kehadiran jiwa dan raga ini, tanpa mengenal sosok seorang lelaki yang biasa mereka   panggil dengan sebuah    nama    BAPAK, tapi    tidak bagiku yang ku kenal dan selalu ibu menyebutkan kau besar dari Tuan - tuan  yang menikmati - kenikmatan sesaat ini.

Disaat pencarian jati diri mulai mencari sosok seorang bapak, menyulitkan bahkan selalu membuat kegelian dan kelucuan tersendiri yang terjadi selama apa yang ku alami, ternyata menjadikan sosok ini lebih siap dan tegar menatap masa depan dan memahami apa makna hidup itu tersendiri, bagi pribadi yang terbuang. Terkadang di setiap sudut dan pinggiran kota di antara remang – remang  lampu para penjaja makanan plus – plus  dan setiap ada langkah seorang Lelaki  yang berlalu – lalang diantara keramai-an dan ku ikuti langkah kaki itu hingga mencapai warung terdekat lalu  kuperhatikan wajah tuan – tuan tersebut dengan seksama dan kuperhatikan wajah ku di cermin pada kendaraan yang parkir di sekitar tersebut, dengan mencocokkan mata, hidung, mulut yang terkadang mengundang kelucuan, hampir selalu setiap saat, hingga aku menjelang kenal apa itu arti cinta.

Walau tanpa harus  mengenal sosok seorang  lelaki  pada  rumah   yang terhimpit  dan terpinggir tapi bangku sekolah kunikmati hingga jenjang SMK, hari – hari ku  diajarkan yang terbaik oleh seorang Ibu, Hingga makian untuk pergi mengaji ke masjid di kampung sebelah sekalipun ku cicipi.

Rasa takut dan kekhwatiran pada diri ini selalu saja menghampiri disaat sebagian orang bertanya siapa orang tua mu dan tinggal di mana kamu tapi dengan tenang ku menjawab semua pertanyaan dan mengenai urusan sekolah tukang ojek  langganan antar jemput ibu, menjadi tugas menutupi kekurangan dalam keluarga kecil yang ku miliki.

Seiring bertambah usia semakin tinggi rasa penasaran  untuk lebih mengenal apa yang selama ini menjadi pertanyaan  yang belum tuntas  Aku selesaikan sepanjang hayat ini walau ibu dengan mahir selalu menyimpan dan menjawab pertanyaan dengan mudah dan gamblang, tapi semua terjawab dengan keriputnya kulit dan mulai hilang satu persatu klien ibu dimana beliau sudah mulai meminta sebungkus nasi restoran padang dari anak semata wayang ini. Bangga dan terharu sekaligus terbungkus luka yang teramat dalam bagi diri  ini yang kehadirannya  hanya sebagai pelampias nafsu dan dosa-dosa mereka  yang menjadikan aku  akhirnya  hadir  di bumi  Allah  SWT. Terlahir tak diharapkan, Terbuang tapi terpelihara, tak terusap tapi di sayang, hingga harus menyaksikan kenyataan pahit yang seharusnya tak di jalankan oleh orang yang telah mengandung dan melahirkan sekaligus membesarkan diri ini hingga menjadi seorang termansyur sekarang.

Sebuah kata indah dan cantik menyimpan seribu makna kaya akan sebuah arti, itulah kata “MAAF” sebuah perbincangan dan kata yang teramat indah keluar dari bibir seorang  ibu yang selama ini hanya  memanggilku dengan panggilan anak aneh atau apalah yang penting ibu senang melampiaskan emosi yang terpendam.

Sekian lama menyimpan rasa dan semakin perih semua yang menyelimuti raga ini, dimana semuanya harus terucap dan terkuak sekarang, karena memang semua harus kau terima dan kau hadapi dengan besar hati nak, semua karena kesalahan kami akhirnya kau hadir di dunia ini dan mengapa semua harus ku jalani dengan kenyataan pahit yang seharusnya tidak harus kau jalani tapi semua bermula dari awal kehadiran seorang lelaki yang begitu romantis hadir di hati ini tapi semua hubungan asmara kami kandas di tengah jalan, karena kedua orang tuanya tidak menerima kehadiran diri ku sedangkan masa itu kau sudah ada dalam perut ini dalam keadaan bingung yang tak mampu ku hadapi, dengan bantuan seorang teman yang kenyataannya aku harus bermain di dunia yang penuh dengan kenikmatan sesaat tapi semua biarlah menjadi sejarah perjalanan panjang yang  kelam seorang ibu nak.


Yakinlah kau punya seorang bapak yang asli yang pernah ku cintai dan kumiliki bukan sekedar tangan – tangan kekar tuan tersebut saja, hanya saja yang ku tahu sekarang adalah ibu tidak pernah tahu keberadaan dan jati dirinya seorang bapak yang ku miliki. Jadi biarlah semua hanya menjadi pelajaran hidup untuk ku di saat menatap masa depan nanti. 


"BELAJAR UNTUK BISA MENERIMA DAN IKHLAS DALAM HIDUP INI, SEMUA DI DAPATKAN DENGAN KENYANGNYA KENYATAAN HIDUP"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar