Tangan
Tangan Kekar Tuan
Tidak
ada seorang pun yang lahir, dan hadir ke dunia ini tanpa tahu siapa dan
bagaimana proses kehadirannya tapi tidak
untuk sebagaian anak yang besar di jalan
Empang pinggir Kali Makmur begitu sebagian orang kampung menyebutnya.
Debu asap kendaraan roda besar yang membuat
banyak polusi terasa pengap jalan ini, tidak menyurutkan niatku untuk tetap
berada pada jalur kenyataan bahwa, kehadiran dan adanya diri ini bukti bahwa
aku adalah seorang pemenang. Kenapa semua ini harus terjadi pada diri ini bahwa
proses kehadiran jiwa dan raga ini, tanpa mengenal sosok seorang lelaki yang
biasa mereka panggil dengan sebuah nama BAPAK, tapi tidak bagiku yang ku kenal dan selalu ibu
menyebutkan kau besar dari Tuan - tuan yang menikmati - kenikmatan sesaat ini.
Disaat
pencarian jati diri mulai mencari sosok seorang bapak, menyulitkan bahkan
selalu membuat kegelian dan kelucuan tersendiri yang terjadi selama apa yang ku
alami, ternyata menjadikan sosok ini lebih siap dan tegar menatap masa depan
dan memahami apa makna hidup itu tersendiri, bagi pribadi yang terbuang. Terkadang
di setiap sudut dan pinggiran kota di antara remang – remang lampu para penjaja makanan plus – plus dan setiap ada langkah seorang Lelaki yang berlalu – lalang diantara keramai-an dan
ku ikuti langkah kaki itu hingga mencapai warung terdekat lalu kuperhatikan wajah tuan – tuan tersebut
dengan seksama dan kuperhatikan wajah ku di cermin pada kendaraan yang parkir
di sekitar tersebut, dengan mencocokkan mata, hidung, mulut yang terkadang
mengundang kelucuan, hampir selalu setiap saat, hingga aku menjelang kenal apa
itu arti cinta.
Walau
tanpa harus mengenal sosok seorang lelaki pada rumah
yang terhimpit dan terpinggir tapi bangku sekolah kunikmati
hingga jenjang SMK, hari – hari ku diajarkan yang terbaik oleh seorang Ibu,
Hingga makian untuk pergi mengaji ke masjid di kampung sebelah sekalipun ku
cicipi.
Rasa
takut dan kekhwatiran pada diri ini selalu saja menghampiri disaat sebagian
orang bertanya siapa orang tua mu dan tinggal di mana kamu tapi dengan tenang
ku menjawab semua pertanyaan dan mengenai urusan sekolah tukang ojek langganan antar jemput ibu, menjadi tugas menutupi
kekurangan dalam keluarga kecil yang ku miliki.
Seiring
bertambah usia semakin tinggi rasa penasaran
untuk lebih mengenal apa yang selama ini menjadi pertanyaan yang belum tuntas Aku selesaikan sepanjang hayat ini walau ibu
dengan mahir selalu menyimpan dan menjawab pertanyaan dengan mudah dan
gamblang, tapi semua terjawab dengan keriputnya kulit dan mulai hilang satu
persatu klien ibu dimana beliau sudah mulai meminta sebungkus nasi restoran
padang dari anak semata wayang ini. Bangga dan terharu sekaligus terbungkus
luka yang teramat dalam bagi diri ini
yang kehadirannya hanya sebagai pelampias nafsu dan dosa-dosa
mereka yang menjadikan aku akhirnya hadir di
bumi Allah SWT. Terlahir
tak diharapkan, Terbuang tapi terpelihara, tak terusap tapi di sayang,
hingga harus menyaksikan kenyataan pahit yang seharusnya tak di jalankan oleh
orang yang telah mengandung dan melahirkan sekaligus membesarkan diri ini
hingga menjadi seorang termansyur sekarang.
Sebuah
kata indah dan cantik menyimpan seribu makna kaya akan sebuah arti, itulah kata
“MAAF” sebuah perbincangan dan kata
yang teramat indah keluar dari bibir seorang
ibu yang selama ini hanya memanggilku
dengan panggilan anak aneh atau apalah yang penting ibu senang melampiaskan
emosi yang terpendam.
Sekian
lama menyimpan rasa dan semakin perih semua yang menyelimuti raga ini, dimana
semuanya harus terucap dan terkuak sekarang, karena memang semua harus kau
terima dan kau hadapi dengan besar hati nak, semua karena kesalahan kami
akhirnya kau hadir di dunia ini dan mengapa semua harus ku jalani dengan
kenyataan pahit yang seharusnya tidak harus kau jalani tapi semua bermula dari
awal kehadiran seorang lelaki yang begitu romantis hadir di hati ini tapi semua
hubungan asmara kami kandas di tengah jalan, karena kedua orang tuanya tidak
menerima kehadiran diri ku sedangkan masa itu kau sudah ada dalam perut ini
dalam keadaan bingung yang tak mampu ku hadapi, dengan bantuan seorang teman
yang kenyataannya aku harus bermain di dunia yang penuh dengan kenikmatan
sesaat tapi semua biarlah menjadi sejarah perjalanan panjang yang kelam seorang ibu nak.
Yakinlah
kau punya seorang bapak yang asli yang pernah ku cintai dan kumiliki bukan sekedar
tangan – tangan kekar tuan tersebut saja, hanya saja yang ku tahu sekarang
adalah ibu tidak pernah tahu keberadaan dan jati dirinya seorang bapak yang ku
miliki. Jadi biarlah semua hanya menjadi pelajaran hidup untuk ku di saat
menatap masa depan nanti.
"BELAJAR UNTUK BISA MENERIMA DAN IKHLAS DALAM HIDUP INI, SEMUA DI DAPATKAN DENGAN KENYANGNYA KENYATAAN HIDUP"